Crash Diet: Cepat Kurus tapi Berisiko Tinggi, Ini Dampaknya!

Avatar photo

Nadia K

Crash Diet: Cepat Kurus tapi Berisiko Tinggi, Ini Dampaknya!

Siapa sih yang nggak tergoda dengan janji “turun 5 kilo dalam seminggu”? Apalagi menjelang acara penting, liburan, atau momen spesial – banyak orang langsung kepikiran untuk coba crash diet demi tampil lebih langsing dalam waktu singkat.

Tapi, di balik hasil instan yang menggoda, crash diet justru menyimpan risiko besar buat tubuhmu, lho!

Yuk, kita bahas lebih dalam soal diet ekstrem yang satu ini – kenapa kelihatan ampuh tapi ternyata bisa bikin tubuh “teriak” di belakang layar.

Promo Tokopedia Terbaru

Apa Itu Crash Diet?

Crash diet adalah jenis diet ekstrem yang membatasi asupan kalori secara drastis – biasanya hanya 500 hingga 1.000 kalori per hari (bahkan kurang).

Tujuannya? Tentu saja menurunkan berat badan dalam waktu singkat.

Metodenya bisa bermacam-macam, mulai dari:

  • Hanya minum jus atau air lemon seharian
  • Menghindari karbohidrat sepenuhnya
  • Mengandalkan satu jenis makanan saja, seperti diet telur atau diet pisang
  • Tidak makan sama sekali (fasting ekstrem)

Kelihatannya sih cepat kurus, tapi pertanyaannya: berapa lama tubuhmu bisa bertahan seperti itu?

Bahaya Crash Diet untuk Tubuh

Meskipun berat badan mungkin cepat turun di awal, crash diet sebenarnya membuat tubuh kamu “panik” dan memicu berbagai masalah serius. Berikut beberapa dampaknya:

1. Merusak Metabolisme

Tubuh akan mengira kamu sedang kelaparan, lalu menurunkan laju metabolisme untuk menghemat energi.

Promo Shopee Terbaru

Akibatnya? Ketika kamu kembali makan normal, berat badan justru cepat naik (yo-yo effect), bahkan lebih tinggi dari sebelumnya!

2. Bikin Otak Lemot dan Mudah Emosi

Kurangnya asupan nutrisi bikin otak kekurangan bahan bakar. Kamu bisa jadi susah fokus, gampang lelah, dan lebih emosional. Mood swing pun jadi langganan.

3. Kehilangan Massa Otot

Saat tubuh kekurangan kalori, bukan lemak yang pertama kali dibakar, tapi justru otot. Padahal otot itu penting untuk membakar kalori dan menjaga bentuk tubuh tetap ideal.

4. Rambut Rontok dan Kulit Kusam

Kurang nutrisi seperti protein, zat besi, dan vitamin bisa menyebabkan kerontokan rambut, kuku rapuh, dan kulit jadi kusam atau berjerawat.

5. Gangguan Jantung dan Tekanan Darah

Crash diet bisa menyebabkan detak jantung tak teratur, tekanan darah rendah, hingga pingsan mendadak. Risiko paling ekstrem? Serangan jantung.

6. Menstruasi Tidak Teratur

Buat perempuan, diet ekstrem bisa menyebabkan siklus menstruasi terganggu. Bahkan dalam jangka panjang bisa berpengaruh pada kesuburan.

Kenapa Berat Badan Cepat Turun? Tapi Gampang Naik Lagi?

Pada awal crash diet, berat badan turun karena tubuh kehilangan air dan glikogen (cadangan energi), bukan lemak.

Setelah itu, karena metabolisme melambat, tubuh jadi lebih hemat energi, dan saat kamu makan seperti biasa lagi, tubuh langsung menyimpannya sebagai lemak cadangan.

Hasilnya: berat badan melonjak drastis.

Alternatif Sehat: Diet yang Aman dan Berkelanjutan

Daripada diet ekstrem yang menyiksa, lebih baik pilih cara yang lebih realistis tapi aman untuk jangka panjang. Berikut beberapa tipsnya:

1. Defisit Kalori Sehat

Kurangi asupan harian sekitar 300–500 kalori dari kebutuhan normal. Penurunan berat badan 0,5–1 kg per minggu adalah target aman dan sehat.

2. Perbanyak Makanan Bernutrisi

Fokus pada makanan utuh seperti sayur, buah, protein tanpa lemak, biji-bijian, dan lemak sehat (alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan).

3. Minum Air yang Cukup

Kadang rasa lapar itu cuma sinyal haus. Minum cukup air bisa bantu mengontrol nafsu makan dan menjaga metabolisme tetap lancar.

4. Olahraga Teratur

Gabungkan olahraga kardio dan latihan kekuatan untuk membakar lemak serta mempertahankan massa otot.

5. Tidur dan Manajemen Stres

Kurang tidur dan stres tinggi bisa mengganggu hormon pengatur nafsu makan (ghrelin dan leptin), membuatmu cepat lapar dan susah kenyang.

Crash diet mungkin bisa bikin kamu turun berat badan dalam waktu cepat, tapi konsekuensinya bisa jauh lebih besar dari sekadar angka di timbangan.

Metabolisme rusak, kesehatan terganggu, bahkan berat badan bisa balik lagi lebih cepat dari yang kamu kira.

Ingat, diet bukan lomba cepat-cepat kurus. Yang penting adalah keseimbangan, konsistensi, dan kebiasaan sehat yang bisa kamu jalani jangka panjang.

Related Articles